Al-Qur'anul Karim

Al-Qur'anul Karim

Senin, 13 Februari 2012

Valentine’s Day: Pesta Setan Mengumbar Sahwat (Oleh : Masyhud SM)


ASAL USUL VALENTINE’S DAY


Bulan Februari dijadikan oleh Romawi sebagai bulan cinta (love) dan kesuburan. Dalam istilah Barat, Love (cinta) lebih menunjukkan hubungan seks. Sedangkan kasih sayang memiliki istilah sendiri, kasih sayang.
Sejak dulu, bulan Februari selalu ditunggu-tunggu orang Romawi penyembah berhala untuk mencari pasangan baru secara resmi, walupun setiap hari mereka juga terbiasa gonta-ganti pasangan.
Perayaan seks mencapi puncaknya pada pertengahan bulan dalam sebuah pesta yang disebut Festival Lupercalia, dimana para perempuan muda memasrahkan tubuhnya pada para pemuda yang memilihnya dan harus melayani syahwat mereka tanpa syarat selama setahun penuh sampai datangnya bulan Februari lagi.
Berabad kemudian, Kristen yang ingin menancapkan pengaruhnya di Istana kerajaan Romawi, banyak mengadopsi symbol dan ajaran Paganisme (penyembah berhala) Romawi ke dalam ajaran gereja, sehingga Festival Lupercalia pun dimasukkan sebagai salah satu hari peringatan (memorial day) bagi gereja.
Mitos Santo Valentinus pun dibuat untuk meyakinkan semua kalangan. Gereja mengganti istilah Lupercalian Festival dengan The valentine’s Day. Dengan penulisan sejarah yang curang dan konspiratif oleh intelektual Barat yang disebarkan dengan kekuatan pedang dan uang, agar masyarakat dunia meyakini bahwa Valentine’s Day merupakan hari yang sungguh penting, ber-sejarah dan harus dirayakan.
Agar penetrasi budaya penyembah berhala ini bisa diterima oleh banyak kalangan di dunia, terutama pada dunia Islam, maka istilah love yang di Barat sebenarnya bernuansa syahwat, dibelokkan pengertiannya menjadi kasih sayang. Maka jadilah Valentine’s Day yang sebenarnya merupakan Hari Perayaab Hubungan Seks mengalami pengaburan dan pembelokan makna (enfimisme) menjadi Hari  Kasih Sayang .
Padahal  siapa pun orang  dewasa akan  mengetahui esensi (hakekat) perayaan tersebut yang  banyak diakhiri dengan ritual making love (hubungan kelamin) dengan pasangan yang tidak  sah (zinah).


a.    Festival Lupercalia

Festival ini merupakan perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, dimana pada tanggal 15 mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13 – 14) dipersembahkan kepada Dewi Cinta (Quen of Feverrish  Love) bernama Juno Februata.
Pada tanggal  13 pagi hari ,pendeta tertinggi Pagan (penyembah berhala) Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil,  setiap satu lembar tertulis satu nama. Lembaran tersebut dimasukkan ke kendi besar.

Setelah itu, pendeta mempersilahkan para pemuda satu per satu mengambil satu nama gadis yang berada pada kendi tersebut secara acak hingga wadah itu kosong. Gadis pemilik nama yang terambil, harus menjadi kekasih pemuda yang mengambil namanya dan berkewajiban malayani segala yang diinginkan oleh pemuda tersebut selama setahun hingga tiba Festival Lupercalia di tahun depan.

Tanpa ikatan pernikahan, mereka bebas berbuat apa saja .Dan malam  pertama hari itu, malam menjelang 14 februari hingga malam menjelang tanggal 15, di seluruh kota, para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur  disebut sebagai hari kasih sayang.Suatu istilah yang benar – benar keliru dan lebih tepat di sebut dengan Making love day atau Malam kemaksiatan.Pada tanggal 15 februari,setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasangan kembali mendatangi kuil pemujaa  untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara itu, pendeta pagan Roma membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang disembelih diatas altar untuk persembahan kepada Dewa Lupercalia, yang diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu para pemuda mengambil selembar kulit kambing persembahan dan berlari di jalan-jalan kota diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan tawa-canda para muda-mudi. Para perempuan berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya.

Perempuan Romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus itu memiliki daya magis yang luar biasa, yang bisa membuat mereka bertambah subur, tambah muda dan cantik. Semakin banyak mereka menyentuh kulit kambing tersebut, mereka yakin akan bertambah cantik dan subur.



b.   Mitos Santo Valentinus
Valentine’s Day berasal dari kisah dusta tentang seorang Santo (orang suci dalam pandangan Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta pada orang lain, yaitu Santo Valentinus. Namun pihak gereja sendiri hingga kini tidak menemukan kata sepakat siapa sesungguhnya Santo ini. Oleh karena itu, gereja sebenarnya telah mengelyarkan surat larangan bagi pengikutnya agar tidak ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak berdasar ini.
Menurut catatan katolik, ada tiga santo (orang suci) yang bernama Valentinus dan semuanya martir (tewas) pada abad ketiga. Bagi orang Eropa, Februari merupakan bulan panjang untuk romantika.
Ada tiga versi mitos Valentinus : 
1.      Santo Valentinus adalah seorang katolik yang dengan berani mengatakan dihadapan kaisar Claudius II yang berkuasa di Roma bahwa yesus adalah satu-satunya Tuhan dan menolak menyembah para dewa dan dewi orang Romawi. Kaisar sangat marah dan menjebloskan Valentinus ke penjara. Orang-orang yang bersimpati kepadanya secara diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara. Kisah ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah cinta dan kasih saying.
2.      Valentine mungkin tewas dalam upaya menyelamatkan orang-orang Kristen yang melarikan diri dari penjara untuk menghindari penyiksaan dan pembantaian.
3.      Valentinus adalah seorang pendeta yang melayani umat Kristen di Roma . Kaisar Cina, Claudius II, berkeyakinan bahwa Romawi akan tetap jaya jika memiliki tentara yang kuat dan tidak terkalahkan. Super tentara ini bisa terpenuhi oleh pemuda-pemuda yang masih suci belum pernah menyentuh wanita.
Oleh karena itu kaisar melarang pemuda Roma untuk menjalin hubungan dengan wanita. Keputusan kaisar ini dianggap oleh Valentinus tidak adil. Dia menentang kaisar dan menikahkan pemuda-pemudi yang saling mencintai secara sembunyi. Ketika kegiatan Valentinus ini terungkap. Claudius menjatuhi hukuman mati kepadanya.
Versi lain menyebutkan, ketika Valentine meringkuk di penjara,ia jatuh cinta pada gadis anak penjaga (sipir) yang selalu mengunjunginya hinggan Santo tersebut mati. Sebelum eksekusi hukuman mati, Santo Valentinus mengirim surat cinta pada gadis itu yang ditandanganinya dengan nama “From your Valentine’s..” (dari kekasihmu Valentine).
Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling dikenang hingga tanggal 14 Februari 496 M, Paus Gelasius meresmikan hari itu sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus. Meskipun begitu, Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui tentang Santo tersebut. Ada ang mengatakan, Gelasius sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi perayaan Festival Lupercalia.
Hari Valentine yang oleh Paus Gelasius II dimasukkan ke dalam kalender perayaan gereja, pada tahun 1969 dihapus dari kalender gereja, karena tidak diketahui asal-usulnya. Oleh karena itu gereja kemudian melarang Valentine’s Day dirayakan. Walaupun demikian, larangan ini tidak ampuh dan V-Day tetap saja dirayakan oleh banyak orang.
Sebagain besar menganggap, Valentine day merupakan budaya untuk mengenang kematian bapak gereja yang sudah dianggap meraih kesucian hidup (santo atau santa, disingkat St.), yakni St.  Valentine atau St. Valentinus yang mati sekitar tahun 270 M.

SIKAP ISLAM TERHADAP VALENTINE’S DAY
1.      Larangan mengikuti rayuan iblis
Kita jangan sampai terpesona oleh rayuan dan tipu daya iblis yang senantiasa menampakkan begitu indahnya perbuatan-perbuatan nista manusia, padahal perbuatan itu sebenarnya amat menjijikkan.
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas beribadah di antara mereka". (Q.S al-Hijr: 39-40)

2.      Larangan menedekati zinah
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.(Q.S. al-Isra’: 32)

3.      Larangan berpedoman pada mayoritas
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”.(Q.S. al-An’am: 116)

4.      Larangan bertaqlid buta
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.(Q.S. al-Isra’: 36)

5.      Larangan mengikuti tradisi Yahudi dan Kristen
Rasulullah SAW memperingatkan kita agar tidak terseret pada budaya Yahudi dan Kristen, maupun budaya penyembah berhala lainnya.
“Abu Said ra. menyampaikan bahwa Nabi saw. Bersabda: “Sungguh kamu akan mengikuti perilaku (budaya) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, selangkah demi selangkah. Hingga meskipun mereka masuk lubang  biawak, kamu pun mengikutinya.” Kami bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kami nanti mengikuti Yahudi dan Nasrani?” Nabi menjawab: “Mengikuti siapa lagi.” (HR. Bukhari no. 3197)

6.      Berhati-hatilah terhadap sikap murtad
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui”.(Q.S. al-Maidah: 54)